Tiga puluh setelah satu

Aku menjatuhkan diri, terluka dan kotor. Sadar bahwa waktu ini sedikit namun mengabaikan. Mengosongkan setiap ruas dari cahaya dan memudar. Membiarkannya gelap, pekat dan angkuh. Lelah jiwa dan raga selalu mengusik dan membunuh. Tak ada alasan mengeluh dan merajuk ketika semua menyelimuti. Mungkin waktunya akan tiba. Ketika yang ditakutkan datang. Menyelimuti setiap liku waktu. Membayangi […]

Read more "Tiga puluh setelah satu"